KONSEP AGAMA dan ISLAM

Selaku seperangkat ketentuan Tuhan yang diberikan kepada manusia buat memperoleh kebaikan dalam kehidupan di dunia serta akhirat, nyata jelas jika agama begitu erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Kuatnya ikatan agama dengan kehidupan manusia bukan berarti mereka sudah hingga pada suatu konvensi yang diakui bersama tentang hakikat serta definisi agama. lni teruji dengan tidak terdapatnya satu definisi juga yang dapat diterima secara universal buat kata agama. Orang banyak yang berkata kalau kata agama berasal dari bahasa Sansakerta yang mempunyai padanan kata religion dalam bahasa Inggris, serta al- dien dalam bahasa Arab. Tetapi perihal itu juga lagi- lagi memiliki banyak perdebatan di dalamnya.

Tulisan ini dimaksudkan unluk memperoleh kejelasan tentang penafsiran agama serta sebagian kata yang kerap diidentikkan dengan kata agama, sekalian dengan uraian tentang konsep serta ruang lingkupnya. Disamping itu, tulisan ini pula hendak mengelaborasi konsep Islam selaku suatu agama yang nyatanya memiliki banyak komponen serta implikasi dalam kehidupan manusia.

Konsep Agama Tidak terdapat satupun definisi agama yang bisa diterima secara universal. Para filosof, sosiolog, psikolog serta teolog sudah merumuskan definisi tentang agama bagi triknya tiap- tiap. Tidak terdapatnya definisi agama yang bisa diterima secara universal itu, antara lain disebabkan membagikan definisi ataupun penafsiran agama itu ialah ha! yang cukup susah, sebagaimana dipaparkan Mukti Ali dalam ceramahnya bertajuk" Agama,

Universitas serta Pembangunan" di IKIP Bandung pada bertepatan pada 04 Desember 1971. Sangat sedikit terdapat 3 alibi buat perihal ini. 

Awal sebab pengalaman agama itu merupakan soal bathin serta subyektif, pula sangat individualistis... 

Alibi kedua yakni, kalau barangkali tidak terdapat orang yang berdialog begitu bergairah serta emosional lebih daripada membicarakan agama... hingga dalam mangulas tentang makna agama senantiasa terdapat emosi yang kokoh sekali sampai susah membagikan makna kalimat agama itu... 

Alibi ketiga yakni, kalau konsepsi tentang agama hendak dipengaruhi oleh tujuan orang yang membagikan penafsiran tentang agama itu. Para pakar sudah banyak yang membuat definisi menimpa agama, di antara lain terdapat yang mengemukakan kalau agama identik dengan religion dalam bahasa Inggris. 

Dalam makna teknis, kata religion( bahasa lnggris), sama dengan religie( bahasa Belanda), din( bahasa Arab), serta agama( bahasa Indonesia). Setelah itu, baik religion( bahasa lnggrjs) ataupun religie( bahasa Belanda), kedua- duanya berasal dari bahasa induk kedua bahasa termaksud, ialah bahasa Latin:" relegere, to treat carefully, relegare, to bind together; ataupun religare, to recover". Religi bisa pula dimaksud mengumpulkan serta membaca. 

Agama memanglah merupakan kumpulan cara- cara mengabdi kepada Tuhan, yang dibaca dari suatu kumpulan berupa kitab suci. Ditinjau dari bahasa sanskrit, kata agama bisa dimaksud dari susunannya ialah, a maksudnya tidak, serta gama maksudnya berangkat, jadi tidak berangkat. Maksudnya senantiasa ditempat; diwarisi turun temurun. Dalam sebutan Fachroed. Din al- Kahiri, agama dimaksud dengan a berarti tidak, gama berarti kocar- kacir, berhamburan, chaos( Griek). Ini maksudnya tidak berhamburan, tidak kocar- kacir. Terdapat pula yang mengartikan agama itu bacaan ataupun kitab suci. Secara tenninologis, Harun Nasution membagikan definisi­definisi tentang agama selaku berikut: 

  1. Pengakuan terdapatnya ikatan manusia dengan kekuatan gaibyang wajib dipatuhi. 
  2. Pengakuan terhadap terdapatnya kekuatan gaib yang menguasai manusia. 
  3. Mengikat diri pada sesuatu wujud hidup yang mengandungpengakuan pada sesuatu sumber yang terletak di Iuar dirimanusia serta yang pengaruhi perbuatan manusia. 
  4. Sesuatu sistem tingkah laku( code of conduct) yang berasaldari kekuatan gaib. 
  5. Keyakinan kepada suatukekuatan gaib yang memunculkan metode hidup tertentu. 
  6. Pengakuan terhadap terdapatnya kewajiban- kewajiban yangdiyakini bersum- ber dari sesuatu kekuatan gaib. 
  7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang mencuat dari perasaanlemah serta perasaan khawatir terhadap kekuatan misterius yangterdapat pada alam dekat manusia. 
  8. Ajaran- ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusiamelalui seseorang Rasul. 

Dari definisi- definisi di atas, tampaklah kalau penafsiran agama yang disodorkan para pakar berbeda, cocok pendekatan yang digunakan tiap- tiap. Dalam ikatan ini, para filosof, sosiolog, psikolog serta teolog berbeda pendapatnya menimpa agama, sebab pendekatan mereka Pula berbeda. Endang S. Anshari3mengemukakan: 

Sebagian filosof berpikiran kalau religion itu merupakan supertitious structure of incoherent metafhisical nations; sebagian pakar sosiologi lebih bahagia menyebut religion selaku collective expression of human values; para pengikut Karl Max mendefinisikan religion dengan the opiate of the people. 

Dari penjelasan di atas, jelaslah kalau tidak terdapat batas tegas menimpa religion, yang mencakup pelbagai fenomena religion itu. Meski agak mustahil membagikan definisi yang sempuma tentang religion, tetapi terdapat bentuk- bentuk yang memiliki identitas khas dari kegiatan religion, ialah: kebaktian; Kerutinan antara sakral dengan yang progran; keyakinan terhadap jiwa; keyakinan terhadap Dewa- dewa ataupun Tuhan; penerimaan atas wahyu yang supranatural; serta pencarian keselamatan. Harun Nasution4 mengemukakan unsur- unsur berarti yang terdapat dalam agama, ialah selaku berikut:

  1. Kekuatan gaib: Manusia merasa dirinya lemah serta berhajatkepada kekuatan gaib tersebut selaku tempat meminta tolong. 
  2. Kepercayaan manusia kalau kesejahteraannya di dunia danhidupnya di akhirat bergantung pada terdapatnya hubungandengan kekuatan gaib diartikan. 
  3. Reaksi yang bertabiat emosional dari manusia. 
  4. Mengerti terdapatnya yang kudus( sacred) serta suci, dalam bentukkekuatan gaib dalam kitab yang memiliki ajaran- ajaranagama bersangkutan serta dalam wujud tempat- tempat tertentu. 

Setelah itu, menimpa penafsiran religion dalam makna luas, bagi" Fveryman s Fncyclopedia" sebagaimana dilansir E. S. Anshari bisa didefinisikan selaku penerimaan atas tata ketentuan daripada kekuatan- kekuatan yang lebih besar daripada manusia itu sendiri. 

Berikutnya, Anshari pula mengutip" Vergilius Ferm" yang mengemukakan kalau religion yakni seperangkat arti serta kelakuan yang berasal dari individu- individu yang religius Poerwadarn1inta6 mengemukakan kalau agama ialah segenap keyakinan( kepada Tuhan, Dewa dsb) serta kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan keyakinan itu. 

Terdapatnya keyakinan ini telah berlangsung semenjak lama, apalagi semenjak era prasejarah. Sehingga, dalam ikatan m1 para ilmuwan mengelompokkan agama itu jadi 4 kelompok, sebagaimana dikemukakan oleh Farichin Chumaidy7, ialah:

  1. Agama- agama prasejarah,
  2. agama- agama primitif,
  3. agama- agama kuno, serta
  4. agama- agama yang masih dianut oleh penduduk dunia pada masa saat ini,-- lebih terkenal diketahui dengan istilah The Worlds Living Religions

Dalam Ensiklopedia Indonesia agama bisa dimaksud selaku berikut: Agama( universal), manusia mengakui dalam agamanya terdapatnya yang suci: manusia itu insyaf, kalau terdapat sesuatu kekuasaan yang membolehkan serta melebihi seluruh yang terdapat. 

Kekuasaan inilah yang dikira selaku asal ataupun khalik seluruh yang terdapat. Tentang kekuasaan ini beragam bayangan yang ada pada manusia,· demikian pula metode membayangkannya.

Demikianlah Tuhan dikira oleh manusia selaku tenaga ghaib di segala dunia serta dalam unsur- unsurnya atau khalik ruhani. Tenaga ghaib ini bisa menjelma antara lain dalam alam( animisme), dalam buku suci ( Torat) ataupun dalam manusia( Kristus). 

Dari penjelasan tentang penafsiran agama di atas, bisa ditarik kesimpulan sedangkan kalau agama pada dasamya ialah sesuatu peraturan Tuhan yang mendesak jiwa seorang yang mempunyai ide unutk memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendak sendiri, buat menggapai kebaikan hidup serta kebahagiaan nanti di akhirat. 

Dalam warga Indonesia, tidak hanya kata agama, pula diketahui kata din dari bahasa Arab. din dalam bahasa Semit berarti Undang­undang ataupun hukum. Dalam bahasa Arab, din berarti memahami, menundukkan, patuh, hutang, balasan, Kerutinan. Maksudnya agama memanglah memiliki peraturan- peraturan yang hams ditaati. Agama berikutnya memanglah memahami diri seorang serta rnembuat dia tunduk serta patuh kepada Tuhan dengan melaksanakan ajaran- ajaran agama. 

Dalam penafsiran di atas, ada kesejalanan dengan arti Islam selaku agama semacam yang diungkapkan al- Maududi  kalau, temyata dari segi hakikat, Islam merupakan agama semesta, sebab Islam rnaknanya yakni berserah diri serta patuh kepada perintah yang Mernberi Perintah, serta larangan- Nya tanpa membantah, sebagaimana tunduknya mahluk- mahluk lainnya, semacam bumi, bulan, matahari, rnereka itu merupakan muslirn. 

Sebagian penafsiran di atas, rnenunjukkan terdapatnya persamaan antara agama serta din. Meski terdapat yang membedakan antara 2 tipe kata ialah agama serta Din, dalam risalah ini senantiasa mengenakan kedua- duanya dalam arti yang sama. Uraian tersebut, diperkuat oleh komentar E. S. Anshari yang melaporkan kalau antara agama serta din mempunyai arti yang sama. Baginya, baik religion( religi), ataupun Din, maupun agama, tiap- tiap memiliki riwayat serta sejarahnya sendiri- sendiri. 

Tetapi dalam makna terminologis serta teknis, ketiga sebutan itu berisi arti yang sama. Dalam pemikiran E. S. Anshari, apabila din itu spesial digunakan buat Islam saja, maupun khas buat wahyun ilahiyun saja, perihal tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan, baik secara Diniyah( quraniyah) ataupun secara ilmiah.

 Buat perihal ini baginya, bisa dicermati QS. 109, al- Kafirun: 6, serta QS. ash- Shaf: 9. Tidak hanya itu, dia pula menganjurkan buat mernperhatikan pula kalau, perbandingan agama( comparative religion) dalam dunia ilmu pengetahuan bahasa Arab diucap" muqoronatu l- Adyan". Dalam ikatan ini, adyan merupakan wujud jama daripada din. Dalam muqoronatul/ adyan pastinya yang dibahas bukan cuma Agama Islam, melainkan pula adyan( din- din) yang lain, semacam Hinduisme, Buddhisme, Sintoisme, Yudaisme, Zoroastroianisme, Taoisme, Confusianisme, serta lain sebagainya. 

Komentar tersebut berlawanan dengan pemikiran Zainal Arifin Abbas yang membedakan 2 penafsiran di atas, ialah antara din serta agama. Ada pula alibi E. S. Anshari menolak pendirian Z. Arifin Abbas, yang mengutip Q. S. 3, Ali Imran: 3, kalau al- din( dipakai awalan a/) diperuntukan kepada Islam saja. Bagi Anshari, tidak bisa dibenarkan akumulasi definite article al pada kata a/­din( ad- din), spesial tertentu kepada Islam. 

Baginya, dalam al­Quran kata din( baik dengan ataupun tanpa al) digunakan, baik buat Islam ataupun buat din pada biasanya. E. S. Anshari dengan pendiriannya di atas, menampilkan sebagian potongan ayat dalam al- Quran. Semisal kata al- Haqq( pada Dinu I- Haqqi) sebagaimana ada dalam al- Quran surat 61, as- Shaf: 9; kata al- Qayyim( pada Dinu I Qayyim) sebagaimana ada dalam al- Quran surat 30, ar- Rum: 30; serta kata Allah( pada dinu I- Lah) sebagaimana ada dalam Q. S. 3, ali- Imran: 83. Din( agama) merupakan" kepercayaan terhadap eksistensi( wu1ud) sesuatu d:: at ghaib yang Maha Besar, dia mempunyai perasaan serta kehendak, dia mempunyai wewenang buat mengurus serta mengendalikan urusan yang berkenaan dengan nasib manusia". 

Kepercayaan menimpa ikhwalnya hendak memotivasi manusia buat memuja dzat itu dengan perasaan suka ataupun khawatir dalam wujud ketundukkan serta pengagungan". Singkatnya, din merupakan kepercayaan( keimanan) tentang sesuatu Zat Ketuhanan( Illahiyah) yang pantas buat menerima ketaatan serta ibadah( penyembahan). Penafsiran di atas merupakan bersumber pada pengamatan dengan memandang" din dari sisi keadaan kejiwaan( psikologis) yang berarti" kepercayaan keagamaan". 

Ada pula bila kita memandang din dari sisi dimana dia ialah sesuatu hakekat ekstemal, bisa dikatakan kalau din ialah kumpulan hukum/ ketentuan- ketentuan idealis yang mendeskripsikan sifat- sifat dari kekuatan mahiyah itu, serta kumpulan kaidah- kaidah instan yang menggariskan metode beriba. dah kepada- Nya_ Definisi di atas mencakup agama apa terdapatnya, walaupun agama itu berdiri atas bawah kemusyrikan serta keberhalaan. Perihal itu sebab al­Quran sudah menamakan din, sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT yang maksudnya:" Untukmulah agamamu, serta untukkulah agamaku"( AI- Kafirun: 6). 

Berikutnya, memenuhi penjelasan di atas, di mari dikemukakan komentar Al- Jurjani dalam At- Ta rifat sebagaimana dilansir Anshari. Al- Jurjani mengemukakan menimpa persamaan serta·perbedaan antara ad- Din pada satu pihak, dengan al- A1illah serta al- A1ad:: hab pada Jain pihak. Baginya, baik ad- Din ataupun al- Mil/ ah serta al- lvfadzhab mempunyai kesamaan dalam materinya. 

Perbedaaanya terletak pada kesannya:" ad- din" dinisbahkan kepada Allah( semisal Dinu/­Lah( Din Allah), din yang diturunkan Allah); al- A1illah Dinisbahkan kepada Nabi tertentu, misalnya Millata Ibrahim; al- Madzhab dinisbahkan kepada mujtahid tertentu, contohnya madzhab as- Syafii. Komentar al- Jurjani m1 seluruhnya pula disetujui Maulana Muhammad Ali. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyatu dengan Keindahan Alam Malam di Karimun Jawa bersama Teman-Teman

Kenali Mana yang Paling Nyaman, Begini 5 Tips Memilih Bahan Kain Pakaian

Mengenal Jenis Logam untuk Cincin Pernikahan di Toko Emas